Antologipuisi yang berjudul Doa Untuk Anak Cucu berisikan 22 puisi W.S. Rendra yang terdiri dari puisi sindiran kepada pemerintah, puisi yang menggambarkan keadaaan pada masa itu, dan puisi tentang keimanan kepada Allah. Buku ini dapat mengobati kerinduan para pecinta sastra kepada W.S Rendra yang telah meninggal. Melalui kumpulan puisi yang belum pernah dipublikasikan, inilah sebuah Puisi satire adalah puisi yang berisi sindiran halus atau kritik kepaa penguasa atau orang yang memiliki kedudukan jabatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI satire diartikan sebagai gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Sedangkan dikutip dari laman satire berasal dari bahasa latin yaitu satura yang berarti kritikan atau kecaman tajam terhadap suatu fenomena; dan tidak puasnya hati suatu golongan pada pemimpin yang zalim. Lebih singkatnya, pengertian Satire adalah salah satu jenis puisi baru yang berisikan sindiran atau kritikan. Contoh Puisi Satire 1. Aku Bertanya Oleh WS Rendra Aku bertanya… tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian. 2. Diponegoro Karya Chairil Anwar Di Masa Pembangunan Ini Tuan Hidup Kembali Dan Bara Kagum Menjadi Api Di Depan Sekali Tuan Menanti Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali. Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati. Maju Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu Kepercayaan Tanda Menyerbu. Sekali Berarti Sudah Itu Mati. Maju Bagimu Negeri Menyediakan Api. Punah Di Atas Menghamba Binasa Di Atas Ditindas Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai Jika Hidup Harus Merasai Maju, Serbu, Serang, Terjang 3. Jangan Ganggu Kesetiaanku Oleh Iringan Bayu Senja Jangan hunuskan senyum manismu untukku.. Sebab kutahu itu hanya bernilai semu.. Jangan hujamkan lirikan mata elangmu padaku.. Sebab ku tau itu juga bernilai palsu.. Jangan pula kau lebarkan tawamu untukku.. Sebab kutahu itu juga hanya basa basimu.. Jangan kau tawarkan apapun padaku.. Sebab itu hanya kan sakiti orang terkasihmu.. Sedang aku, jikapun yang kau tawarkan berasal dari hatimu. Maka tetap saja aku tak akan mau.. Aku menjadikan kehidupan kasihku atas dirimu.. Berlalulah dan biarkan peradaban waktu.. Menjawab semua maumu.. Aku sudah setia tapi kau masih selingkuh juga 4. Kau Oleh Nuke Hanasasmit Lihat kami! Kami mencoba kuat diatas kekurangan Tak lelah banting tulang Tapi kau? Lihat dirimu! Kau tak bersyukur dengan dirimu Kau curi hak kami Kau biarkan kami menderita Tapi kau? Seakan menari-nari diatas penderitaan kami Lihat kami! Apa tak kau lihat keringat kami? Keletihan kami Hanya demi sesuap nasi Lihat negeri ini! Sudah tiadakah hati? Sudah tiadakah mata? Hingga tak pernah kau lihat kami Lalu, harus kemanakah kami? Kami memang tak mampu balas dirimu Karena Tuhan yang akan balas dirimu 5. Kau Menang Dalam Hati Oleh Lathifa Rulia Sadyyah Kecil hingga Besar kau mencari keberhasilan Bodoh hingga Pintar kau merangkai kesuksesan Kau gores dengan noda yang pilu Demi sekejap kenikmatan yang tabu Kepala demi Kepala menunggumu dibelakang Mengais sedikit sumbangan untuk sesuap nasi Tidakkah kau terlalu melambung Melampaui batas kerendahan hati Dahulu kau cari mereka semua Dahulu kau berjanji kepadanya Dahulu kau susah payah bersama Tapi sekarang Kau buang kami seperti tidak ada Kemarin kau termangu seperti orang tak punya arah Hari ini kau tersenyum seperti orang hebat Besok kau akan menggongong di depan pasrah Lusa kau akan masuk kedalam hutan yang penat Kau berlari amat jauh seperti maling Kau tidak tentram seperti angin topan Semua itu kaurasakan sebagai balasan Yang Maha Kuasa tentu akan melarang 6. Pencopet Metropolitan Oleh Malik Abdul Siang hari di bandara Soekarno-Hatta Mentari terik menyengat kulit seorang kakek tua Dia berjalan gontai membawa tas yang penuh dengan pakaian Terlihat binar matanya menampakkan kerinduan akan kampung halaman Kepada isteri, anak, dan cucu-cucunya Bahunya nampak terbungkuk menopang segala beban Beban yang ada di dalam tasnya Juga beban akan tanggung jawabnya Dari arah berlawanan seorang pemuda berjalan cepat Seperti terburu oleh nafsu sesaat Tanpa perduli bahwa semua itu perbuatan jahat Brakk…! Tampak ia menabrak seorang kakek tua Sang kakek terjatuh Tangannya yang ringkih menopang tubuhnya yang terpelanting Kerumunan orang apatis hanya menyaksikan Sejenak terhenti dari langkah mereka Namun seakan peristiwa itu hanyalah hal kecil Dalam sekejap si pemuda itu terbangun Dengan gerak cepat ia menyingkapkan dompet coklat didalam jaket Na’as… Sang kakek kehilangan segalanya Semua kerja kerasnya lenyap dalam sekejap Nampak kesedihan dari mata yang teduh itu Dari kejauhan ia hanya menyaksikan Si pemuda itu berlalari sangat kencang Hingga tiba di seberang jalan Ia hendak melawan arah untuk terus berlari Namun sebuah buss melaju kencang hingga tiada mampu ia hindari Saatnya tibalah karma berujung mati! 7. Kepada Para Pemulung Desaku Oleh Malik Abdul Desaku terpencil di sudut sungai yang sepi Masyarakat hidup pas-pasan tetapi penuh gaya Seakan tak mau kalah dengan kemajuan kota Mereka tak tahu apa itu halal Mereka tak tahu apa itu haram Sambil menyelam minum air Sambil memulung mereka mencuri Sambil mencuri mereka menari Sambil menari mereka mengotori diri Tiada satu pun cita-cita yang mulia diantara mereka Karena mereka tiada mengenalnya Ajaran agama pun tidak mereka anggap benar Lantas siapakah yang harus berbenah Para kiyai kah? Atau mereka? 8 Negeriku Oleh Gus Mus Mana ada negri sesubur negeriku Sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tehu dan jagung tapi juga pabrik, tempat rekreasi dan gedung Prabot-prabot orang kaya di dunia dan burung-burung indah piaraan mereka berasal dari hutanku Ikan-ikan pilihan yang mereka santap bermula dari lautku Emas dan perak, perhiasan mereka digali dari tambangku Air bersih yang mereka minum bersumber dari keringatku Mana ada negri sekaya negeriku Majikan-majikan bangsaku memiliki buruh-buruh mancanegara Brangkas-brangkas Bank ternama dimana-mana menyimpan harta-hartaku Negriku menumbuhkan konglomera dan mengikis habis kaum melarat Rata -rata pemimpin negriku dan handai tolannya terkaya didunia Mana ada negri semakmur negeriku Penganggur-penganggur diberi perumahan, gaji dan pensiunan setiap bulan Rakyat-rakyat kecil menyumbang negara tanpa imbalan Rampok-rampok di beri rekomendasi, dengan kop sakti instansi Maling-maling di beri konsensi Tikus dan kucing dengan asik berkorupsi 9. Di Negeri Amplop Oleh Gus Mus Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu” Samson tersipu-sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi-rapi” David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri” Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya Amplop-amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur Hal-hal yang tak teratur menjadi teratur Hal-hal yang teratur menjadi tak teratur Memutuskan putusan yang tak putus Membatalkan putusan yang sudah putus Amplop-amplop menguasai penguasa Dan mengendalikan orang orang biasa Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan Mencairkan dan membekukan Mengganjal dan melicinkan Orang bicara bisa bisu Orang mendengar bisa tuli Orang alim bisa nafsu Orang sakti bisa mati Di negri amplop, amplop-amplop mengamplopi apa saja dan siapa saja.

VIVA- Wakil Ketua DPR Fadli Zon kembali membuat puisi bertema sosial politik. Kali ini, politikus Gerindra tersebut sengaja menulis puisi berjudul 'Menonton Kedungungan' khusus untuk orang-orang yang selalu beda pendapat dengannya. "Puisi untuk cebongers," kata Fadli Zon, saat dikonfirmasi VIVA, Rabu, 6 Desember 2017.

Puisi Sindiran Untuk Pemerintah. Berikut ini contoh pantun sindiran yang bisa kamu gunakan untuk menasehati atau menyindir orang yang melakukan kesalahan dan sebagainya Sifat manusia memang sulit untuk dipahami. Puisi Sindiran Untuk Pemerintah / Puisi Kritik Pemerintah Negeriku from puisikritikpolitik puisisindiranpemerintah iwansangpenulispuisi sindiran pemerintah ini menceritakan tentang perilaku para pejabat yang kadang sewenang we. Puisi buat ibu tersayang 27 june 2022; Kumpulan puisi satire ~ 500+ contoh puisi bergambar. Tolong Hargai Rakyat Kecil Seperti Kami Jangan. Kumpulan contoh puisi kritik sosial, kehidupan, pemimpin, pemerintah, penguasa. Ya, surganya bagi para pelaku sandiwara. Adapun ciri ciri atau karakteristik puisi satire, diantaranya yaitu Proses Pembuatan Benang Menjadi Kain 27 June. Produktivitas tenaga kerja adalah 27 june 2022; Tidak ada yang tahu perasaan kamu kecuali dirimu sendiri. puisikritikpolitik puisisindiranpemerintah iwansangpenulispuisi sindiran pemerintah ini menceritakan tentang perilaku para pejabat yang kadang sewenang we. Widji Thukulapa Guna…Punya Ilmu Tinggi…Kalau Hanya. Oleh karena itu banyak penyair yang membuat puisi ini untuk menyindir pemerintah. Bagaimana cerita lengkap puisi kritik pemerintahan yang diterbitkan berkas puisi apakah bercerita seperti puisi kritik penguasa atau puisi kritik sosial pendek. Berikut ini beberapa karakter sindiran yang perlu kamu ketahui Misalnya Kamu Mau Nyindir Pacar Yang Suka Bohong, Kamu Bisa Pakai Perumpamaan Gelas. Cari baju di akhir pekan. Sindiran untuk pemerintah karya Untuk mengibuli…apa guna… banyak baca buku…kalau mulut… kau buka melulu…dimana. Meta Nur Hilmiya Azizi Pemerintah. Kumpulan puisi satire ~ 500+ contoh puisi bergambar. Menghabiskan semua isi surga dengan kata manisnya. Kumpulan puisi senin, 26 november 2012. Navigasi pos Krim Yang Cocok Untuk Kulit Sensitif. Seperti namanya, produk dari mineral botanica ini adalah cream pelembab untuk kulit sensitif. 9… Buah Untuk Menggemukkan Badan. Ini dia resep jus alpukat sebagai jus penggemuk badan yang dapat kamu coba; Pepaya ± 46kalori… .
  • 7qm8bgugym.pages.dev/576
  • 7qm8bgugym.pages.dev/958
  • 7qm8bgugym.pages.dev/754
  • 7qm8bgugym.pages.dev/338
  • 7qm8bgugym.pages.dev/853
  • 7qm8bgugym.pages.dev/151
  • 7qm8bgugym.pages.dev/969
  • 7qm8bgugym.pages.dev/997
  • 7qm8bgugym.pages.dev/867
  • 7qm8bgugym.pages.dev/654
  • 7qm8bgugym.pages.dev/722
  • 7qm8bgugym.pages.dev/30
  • 7qm8bgugym.pages.dev/5
  • 7qm8bgugym.pages.dev/336
  • 7qm8bgugym.pages.dev/163
  • puisi sindiran untuk pemerintah